Rabu, 26 September 2012

Alloh, ini proposal hidup saya

Pagi-pagi udah baca postingan bapak @JamilAzzaini tentang membangun semangat hidup, bikin iri  deh impiannya. Emang bener sih, semua impian itu tidak baik kalo cuma ada di angan angan aja, karena apa? Kalo cuma ada di angan-angan kabur deh ketiup angin, hehe. Karena sudah kelar sekolah, sekarang tiba saatnya untuk merancang impian saya dan keluarga saya, minta tolong didoakan agar semangat mengejarnya (Lillahi ta'ala) dan dikabulkan semua impiannya. Yang impiannya sama saya doakan juga terkabul dalam sesuai dengan waktu yang diinginkannya. Tapi, kembali lagi, kalo belum kesampean, Alloh pasti punya hikmah di balik semua itu, yang menurut saya baik buat saya belum tentu baik untuk saya dan keluarga, begitu sebaliknya. Bismillah, Alloh ini proposal hidup saya, segala puji bagi Engkau ya Robb, Pemilik Kerajaan semesta, ini hanyalah segelintir dari kerajaan Mu, mudahkanlah jalannya dan urusannya, ridhoilah ya Robb. Amiin, ya Mujibassailin.
1. Awalnya berencana untuk membiayai umroh kedua orang tua, kenapa ga minta sekalian aja sama yang Maha Pemberi Rezki, Alloh. Alloh sudah menggetarkan hati orang tua saya, saya dan suami untuk segera ke BaitullahNya. Jika Alloh sudah menggetarkan masak sih Alloh ga bkasih jalan untuk kesana. Maka jangka pendek saya minimal 2014, orang tua saya sudah pergi haji. Kalo saya dan suami, setelahnya tidak apa maunya pada tahun 2018 sudah Haji, tapi kalo Alloh berkehendak kami berangkat ber4, kenapa tidak (tapi duo krucils sama siapa ya? Hiks, itu bisa diatur deh)

2. Kalo ini sudah terpenuhi, baru deh bisa keinginan duniawi. Keinginan duniawi saya dan suami punya rumah lagi yang lebih besar dari rumah sekarang, ada kolam renang (ukuran minimal 3x3 juga ga apa, yang penting anak2 bisa kecipak kecipik di rumah), ada saung besar untuk kumpul keluarga, ada kolam ikan seuukuran kolam renang dan yang jelas ada suara gemericik air di dalam rumah. Rumahnya sekalian buat bertingkat dengan ruangan yang tdk sempit2, ada dapur bersih dan dapur kotor, tempat sholat berjamaah, ruang keluarga, perpustakaan sekaligus ruang kerja, kamar mandi di masing-masing kamar (karena punya anak gadis nih jadi harus punya kamar masing-masing dengan kamar mandinya). Harusnya kalo mau menjadi kenyataan harus ada gambarnya nih, gambarnya nyusul aja, kalo bentuknya udah di angan-angan  kok, dan divisualisasikan terus. Mudah-mudahan terwujud pada tahun 2017, karena anak2 sudah diatas 7 tahun. Di dalam rumah ada bonsai2 bagus warna warni dengan keramik-keramik besar.

3. Pengen ganti mobil dengan mobil baru tanpa nyicil (karena termasuk umat yang punya mosec *mobil second*, hehe), mudah-mudahan terwujud pada tahun yang sama dengan rumah 2017 (berarti 5 tahun lagi yak). Semoga Grand Livina atau Veloz sudah terpakir di garasi rumah. Atau minimal Nissan March lah ya buat ngantor ke Jatinangor dan antar anak sekolah.

4. Cita-cita S3 ke luar negeri, maunya ke Australia, ajak anak-anak sekolah disana, semoga Englishnya makin lancar dan 2017 sudah bisa kesana ==> yang ini harus nyamain visi dengan suami biar bareng

5. Anak-anak sekolah di sekolah islam bilingual tahun 2015










6. Jangka Panjang :
- mau jadi profesor yang jadi asesor PT (jadi bisa keliling Indonesia) dengan prestasi sebagai dosen dengan bidang ilmu keperawatan keluarga, gerontik dan komunitas spesialisasi DM yang dikenal di Indonesia ==> tahun 2018
- pengen punya rumah sakit dan apotek yang ramah pada pasien ==> tahun 2023
- net income/bulan pada tahun 2013 ==> 10 juta kalo join income sama suami ==> 25 juta
- net income/bulan pada tahun 2015 ==> 20 juta kalo join income sama suami ==> 50 juta
- tahun 2023 ==> punya simpanan dinar sebanyak 100 dan LM 1 kg, punya tabungan sebanyak 2 M
- Bisa umroh minimal 3 tahun sekali sekeluarga
- setahun sekali liburan ke luar negeri : Malaysia, Singapore, Hongkoong





7. Spiritual : mudah-mudahan dimudahkan urusannya sama Alloh untuk jadi penghafal Quran, ga lupa sholat tahajud dan dhuha, banyak sedekah minimal 10% dari net income, ga lupa puasa senin kamis. dan yang terpenting suami dan anak- anak juga ikut dalam urusan ini. Jadi cita-citany bukan hanya keluarag sebagai penghafal Quran tapi juga berussaha menjadi keluarga yang mengamalkan sunnah Rasul.

8. Anak-anak cucu- cucu dan penerus keturunan, jadi manusia yang shaleh dan shalehah, jago ngaji, ngafal quran sudah balig pakai jilbab, baik tingkah lakunya, sikap dan perbuatan, kaya dan dermawan.




amiiiin yaa Alloh, semoga sesuai dengan harapan dan terwujud semua.

Kamis, 20 September 2012

Cerita tentang Atha

Aghnanta Athayandra Al-Farisi, itulah nama anak lelakiku. Tepatnya tanggal 1 September 2010, dilahirkan secara normal di RS Al-Islam setelah buka puasa pada 21 Ramadhan dengan pertolongan dr. Delle Sp. OG.  Lahir normal dengan BB 3160 gram dan PB 52 cm. IMD tidak berlangsung lama, karena tiba-tiba muncul pernafasan cuping hidung yang menyebabkan langsung dibawa ke ruangan perinatologi untuk diberikan O2. ASI keluar lancar, rooming in berjalan dengan baik, bahkan malam pertama tidur dengan saya berdua tanpa ditunggu siapapun. Dua hari setelah itu, kami pulang, dengan tragedi pada saat pulang, tiba-tiba nangis pada saat mau dibedong, ternyata saya menemukan jarum pentul nyangkut pada pernelnya. Duh, kesel banget deh, kok bisa ya ada jarum pentul di pernel? Alhamdulillah ga ada apa2, cuma nangisnya bikin kasian.



Seminggu setelahnya, Atha kami bawa kontrol balik ke RS dimana dilahirkan. Hancur tangis saya di ruang menyusui saat mengetahui bahwa bilirubin total kurang dari angka yang diharuskan (8 kalau tidak salah). Hal ini menyebabkan, Atha harus diberikan fototerapi. Yang Bunda ga rela adalah kenapa Bunda harus berpisah dengan Atha selama 2 hari dua malam, dan dua hari lagi menjelang lebaran idul fitri. Tahun itu, baru pertama kalinya kami takbiran di RS sambil nyusuin Atha, dan baru pertama kali kami sholat idul fitri tanpa bareng dengan mbah di Jakarta. Sehabis silaturahmi dengan tetangga, Bunda abi dan Mbak Syanda jemput Atha ke RS. Alhamdulillah, kita bisa kumpul lagi nak. Dua hari setelah itu baru atha puput pusar dan dijemput oleh mbah kung ke Bandung dan kita bisa pulang ke Jakarta.




Karena tugas belajar maka, Bunda ada di samping Atha full 24 jam kecuali hari Kamis dan Jumat atau jika ada kuliah tambahan. ASI eksklusif terlampaui dan MP ASI pun lahap termasuk BLW, sampai Bunda juga buat jadwal MP ASI Atha per bulan. Dulu yang paling disuka adalah menu dengan Kabocha, sama pear Khong Lie. Pas 8 bulan Atha sudah mulai tumbuh gigi susu pertama, 11 bulan Atha sudah bisa jalan sendiri dan anak lai-laki bunda tumbuh sehat. Dari segi bicara, Atha lebih cepat dibanding teman seusianya atau bahkan teman yang usianya 6 bulan di atasnya. Kalau kata orang Sunda Bentes, jelas. Mungkin karena sehari-hari sama Bunda dan Mbak Syanda jadi komunikasi antara kita ber3 merupakan stimulasi yang baik.



Dari tingkah laku juga buat gemas orang yang lihat dan bawaaannya mau nyium si Ganteng ini terus.
Sampe Bundanya pun dibuat gemas.

 Dan ini adalah puncak cerita, bahwa anak laki-laki Bunda sudah berusia 2 tahun. Anak lelaki Bunda yang masih nyusu sampai sekarang (Bunda nya belum  tega untuk weaning), anak ganteng Bunda yang mau jadi profesor buat pesawat, anak lelaki Bunda yang sholeh, anak lelaki Bunda yang selalu mau diajak baca doa sebelum makan, sebelum tidur, anak lelaki Bunda yang sudah lepas dari clodi - clodinya yang bau ompol, anak lelaki Bunda yang penurut, baik, sayang sama Abi, Bunda dan Mbak Syanda. Bunda love you full, nak. Bantu Bunda ya nak, Bunda ingin sekali Atha jadi penghafal Quran, Bunda mau atha bisa keliling dunia, pintar berbahasa Internasional, menjadi orang yang dibutuhkan semua orang (tapi tetap rendah hati ya nak) Bunda mau jadiin Atha seorang pemimpin yang baik, santun, kaya terutama pemimpin keluarga, Bunda mau Atha jadiin seorang suami yang baik, sholeh, kaya terhadap istrinya, Bunda mau ajarin Atha menjadi Bapak yang baik terhadap anak-anaknya. Karena apa, nak? Jalan ke surga Bunda dan Abi adalah tergantung dari mu, anak lelakiku. Ya, surga dari Alloh untuk Bunda dan Abi tergantung dari Atha dan Mbak Syanda.



Selamat hari lahir yang kedua ya sayang, doa Bunda selalu untukmu, dua hal yang Bunda pesan untuk Atha, jangan tinggalkan sholat dan ngaji ya sayang.

I'm Not Bad At All

Tepat setelah libur lebaran, saya mulai aktif lagi di kantor. Hampir 2 tahun kurang saya tidak pernah ke kantor karena tugas belajar Magister di institusi yang sama. Sampai saat ini sudah berjalan 2 minggu saya masuk kuliah dengan rentetan tugas mengajar yang belum penuh. Hanya saja, selama 2 minggu itu hampir tidak pernah datang tepat waktu teng sesuai dengan absen finger print (dadah dadah sama absent finger print). Banyak faktor yang mempengaruhi baik sikap dan tingkah laku keterlambatan saya masuk kantor, salah satunya anak-anak yang rewel dan si ART masih belum selesai dengan kerjaan domestiknya. Tapi, lucky me, karena jam ngajar saya selalu di bawah jam 10, ya alhamdulillah jadi berangkat kantor juga selesai berangkat anak-anak pulang dari PAUD.

Sampai pada suatu kondisi bahwa saya tidak dilibatkan dalam kegiatan mengajar pada tingkat Magister. Kalau boleh jujur, saya kecewa dengan kondisi ini. Kecewa yang saya rasakan bukan tidak dilibatkan teman kantor pada kegiatan belajar mengajar pada tingkat ini. Kecil sekali pikiran saya kalau saya kecewa karena tidak dilibatkan. Saya kecewa karena ternyata saya dimarginalisasi dan tidak dipandang oleh orang-orang yang telah membuat saya menjadi magister, yaitu dosen-dosen saya yang juga teman satu bagian di kantor. Bedanya, saya staf junior dan beliau-beliau adalah staf senior. Saya seperti tidak dilirik sama sekali, dibanding teman yang lulusan luar negeri. Padahal saya adalah produk ajaran mereka. Saya bener-bener tidak berharap mereka melibatkan saya pada kegiatan ini. Tapi saya berharap, saya dipandang sebagai manusia pembelajar, manusia yang bisa belajar dari kesalahan.

Kondisi seperti ini tetap saya syukuri, saya masih bisa mengantar anak ke PAUD, mengajak main, memberi makan, memandikan, hal-hal yang  tidak ibu working mother lakukan pada pagi hari. Saya juga tetap melakukan tugas saya sebagai staf pengajar. Yang saya yakini adalah saya tidak mau membuat mahasiswa kecewa atas appearance saya dalam mengajar, mahasiswa saya hrs dapat mengambil pelajaran dari apa yang saya sampaikan, apapun itu walaupun tidak menyangkut tentang materi,  karena saya lebih banyak cerita nyata yang berkaitan dengan materi. Perasaan kecewa saya sudah saya adukan pada Sang Maha Penyelesai Masalah. Biarlah beliau-beliau menilai bagaimana kinerja saya, im not bad at all, dan mereka bukan berarti lebih buruk dari saya.