Kamis, 05 Mei 2011

Telaah Praktik Kesehatan Budaya Jawa (Menggunakan pendekatan Transkultural)

ini sedikit  telaah pada praktik kesehatan budaya atau suku Jawa daaan sebagian besar dari yang di bawah ini dilakukan  oleh keluarga kami, terutama Bunda :p (takut dikutuk jadi anak durhaka soalnya, tapi kesini-sini mah cuek beibeh aja,hehe). Jadi, sumber dari tulisan ini sebenarnya pengalaman sendiri dan beberapa literature searching. Yuk dilihat, pernah coba juga ga :p?
Eits, sebentar ya, coba tengok asal-usul suku Jawa dulu yaaa...
SEJARAH SUKU JAWA

Bermula dari satria Pinandita, Aji Saka, yang menuliskan sajak, yang sekarang diakui sebagai huruf jawa. Asal mula ini juga dimulai penanggalan SAKA.
žMenurut Magnis Suseno, suku Jawa adalah mereka yang merupakan penduduk asli di pulau Jawa bagian tengah dan timur. Mereka yang sehari-harinya berkomunikasi dengan bapak ibunya dengan bahasa Jawa (Weew, ini mah berarti udah dicoret dari keturunan, berarti Syanda dan Atha bukan orang Jawa ya. Ah ga rela jadi orang Sunda walaupun tinggal di Bandung hehehe maap @Ambu_Ning) :p
BAHASA 
žBahasa JAWA NGOKO yaitu yang digunakan pada orang yang sudah akrab, atau lebih muda atau status sosialnya lebih rendažh
Bahasa JAWA KROMO yaitu yang digunakan pada orang yang belum akrab  tetapi sebaya, atau yang memiliki status sosial yang sama atau yang memiliki status sosial yang lebih tinggi atau pada yang lebih tua

PENGGOLONGAN SOSIAL
Menurut Antropologi dari AS, Clifford Geertz pada 1960 menggolongkan :
žKAUM SANTRI adalah Kaum suku Jawa yang sangat menganut agama Islam
žKAUM ABANGAN adalah Kaum suku Jawa yang mengaku Islam tapi menjalankan adat istiadat Kejawen
žKAUM PRIYAYI adalah Kaum suku Jawa yang merupakan pegawai dan cendikiawan 


KEHAMILAN :

  1. žPantang makanan tertentu (daging dan telur). Kenapa ya? Katanya sih karena kalau makan daging nanti banyak perdarahan, dan kalu makan telur nanti ga lancar lahirannya. Padahal...itu protein yang bagus buat pertumbuhan  janin apalagi otaknya. So, ini ga boleh diikuti ya!!!
  2. žTidak boleh keluar malam. Katanya ibu hamil sensitif banget, jadi kalau keluar malam takut ada kejadian apa2. Tapi bukan karena berkaitan dengan roh jahat ya. Lagian ngapain sih keluar malam, kalau mau seseatu minta tolong aja sama suami, pasti dibeliin kan yaa:p
  3. žPemakaian “pelindung” pada ibu hamil. Menurut adat istiadat JAWA pemakaian pelindung ini untuk mengusir roh jahat yang biasanya ngedeketin bumil. Pelindung ini harus ada gunting atau peniti dan pakai Banglai (sejenis bumbu dapur tapi katanya ga buat bumbu dapur, beli nya juga di tempat yang jual kemenyan begitu). Hehe, waktu hamil syanda sempet pake, tapi kelamaan ribet juga, jadi dada bye bye... :p. Sebenarnya tergantung orang juga sih, tapi ya itu takut kena ke ibu ataupun perut ndutnya aja, jadi hati-hati aja kalau pake gunting dan peniti itu
  4. žTradisi 7 bulanan = mitoni dengan makanan khas rujak yang diambil dari 7 buah. Ada siraman bagi ibu hamil dengan air yang diambil dari 7 sumur. Ini biasanya bareng dnegan selametan ya, aku jalani terus kok sampai hamil atha ini. Tapi ga pake siraman yang ditonton depan umum, cuma diambil air dari 7 masjid, eh itu siraman mau nikah ketang :p. Kalo rujak nya pasti tetap ada.
  5. žMendekati due date, minum minyak kelapa 1 sendok katanya agar janin cepat turun dan lancar saat persalinan dan minum banyak air kelapa biar bayinya jadi bersih banget. Sebenarnya menurut ilmiah sih belum ada penelitian ini, tapi air kelapa kan bagus tuh mengandung elektrolit, kalo minyak kelapa ada kandungan apa ya? (mikir). Waktu hamil Syanda minum minyak kelapa ini, kental banget. Tapi waktu hamil Atha, pakai VCO diolesi sama bawang merah dan banglai yang dihalusi. Trus diolesi ke perut deh, manjur cepet banget turunnya Atha, selain sering jalan juga kayaknya.

POST PARTUM
1. Pemakaian Jamu bersalin
žTujuan : agar proses nifas berlangsung tepat waktu
žJamu bersalin biasanya dibagi menjadi 3 bagianyakni yang diminum 10 hari pertama, 10 hari kedua dan 10 hari ketiga.  Manfaatnya antara lain mengencangkan otot-otot perut yang kendurmengembalikan stamina, memperlancar ASI, membersihkan darah kotor dalam rahimmembantu pemulihan lukadan membantu proses pengerutan rahim ke ukuran semula.
žKandungan : herbal

2. Pemakaian Pilis

  • žDigunakan dengan cara mengoleskannya memanjang menutupi dahi. Tujuannya antara lain untuk menghilangkan rasa pening, menjaga kesehatan mata, mengobati sakit kepala, dan mencegah naiknya darah putih ke kepala.
  • žTidak Berpengaruh
3. Pemakaian Param
žDigunakan dengan cara mengoleskannya ke seluruh tubuh, kecuali daerah payudara dan perut. Tujuannya antara lain untuk   mengatasi pembengkakan yang dialami oleh ibu yang baru melahirkan.

4. Pemakaian Tapel
žDicampur dengan kapur sirih dan air jeruk nipis, dibalurkan  pada perut sebelum ibu mengenakan bengkung/stagen. Tujuannya antara lain untuk mengurangi rasa sakit-sakit di perut, mengempiskan perut serta memulihkan kondisi kulit perut.
žTidak boleh untuk persalinan sesar
žBoleh : perhatikan tanda-tanda alergi

5. Pemakaian Bengkung dan Stagen
žAlat ini umumnya terbuat dari kain. Ukurannya beragam. Kini sudah ada bentuk yang lebih praktis dan mudah digunakan. Manfaatnya untuk  membantu mengempiskan perut dan membuang angin dalam rongga perut.
žBoleh : tapi tidak setiap hari, untuk sesar : perhatikan luka, jangan sampai ke lambung dan paru
žLebih bagus : senam nifas


BAYI BARU LAHIR
1. Pemakaian Bedong dengan sangat ketat sekali terutama pada kaki.Akhirnya dimodif sama kita, dibedong kaki aja dengan ikatan renggang sekali dan tangan bisa lari-lari seperti gambar ini

2. Pemakaian Gurita. Penelitian terbaru, pemakaian gurita menyebabkan gumoh pada bayi. Kalaupun mau tetap memakai gurita, cari aja gurita yang perepet bukan gurita yang banyak talinya itu. Emang bikin sesak buat bayi abis itu bukanya juga susyeh amat.
3. Pijat / dadah. Ternyata sebelum diteliti sama J & J itu, banyak orang JAWA yang mempercayai kalau didadah buat anak jadi adem ayem dan yang rewel jadi ilang rewelnya. Kayak Gha ya @Ning_ambu ya :)
4. Tidak boleh dibawa keluar sebelum puput pusar sampai sekitar 38-40 hari. Ya karena baby kan imunnya belum bagus ya buat terpapar dengan udara luar. Tapi bukan berarti baby ga boleh liat dunia luar lho, diabawa keliling pake stroler pagi sore mah ga pa pa kok, kan biar bisa liat dunia itu indah. Jangan lupa dijemur juga.
5. Setelah puput, menggunakan koin yang dibungkus kasa lalu ditaru di atas pusar. Ini sih harus hati-hati ya, resiko infeksi. Kalau mau koin seratus jaman dulu disteril dulu lalu kasih alkohol. Lalu dibungkus kasa. Baru deh ditaru diatas pusar terus dibungkus sama gurita yang perepet. Mudah-mudahan ga bodong ya.
6. Bayi menangis tandanya lapar, jadi harus dikasih makan, dan biasanya dikasih pisang walaupun belum 6 bulan. Padahal bayi nangis kan bukan karena lapar aja bisa haus, bisa pengen digendong bisa pengen dibelai.

CEKOKAN JAMU
Nah kalo pada anak toddler sampai dengan usia pre school biasanya kalau ga nafsu makan dicekok sama jamu. Ini nih kandungannya :

žterdiri dari Curcuma xanthorriza Robx (temulawak), Zingiber americans L. (lempuyang emprit), Tinospora tuberculata Beume (brotowali), Curcuma aeruginaosa Robx (temu ireng) serta Carica papaya L. (papaya)
žManfaat utama pengobatan ini adalah mengembalikan napsu makan anak disamping sebagai cara penyembuhan mencret, perut kembung, cacingan serta batuk dan pilek

Kalau yang ini belum pernah ngerasaain sih, tapi kalau yang memborehi brambang pas waktu anak pilek dan batuk ini sering banget walaupun ga terlalu ngaruh banget ya tapi lumayan ga pilek lagi sih.

Begitulah ya, hasil telaah bunda, mungkin ada yang sama ada yang beda. Kalo ada yang beda, ya maaf aja yaaa (mau ngaku, ini sebenarnya tugas kuliah
hehe)


Daftar pustaka


žSudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan Transkuktural. Jakarta : EGC
žLimananti dan Triratnawati. 2003. Ramuan  jamu cekok sebagai penyembuhan kurang nafsu Makan pada anak:  suatu kajian etnomedisin. Yogyakarta. MAKARA, KESEHATAN, VOL. 7, NO. 1, JUNI 2003.
ž
ž

Tidak ada komentar:

Posting Komentar