Kamis, 20 September 2012

Cerita tentang Atha

Aghnanta Athayandra Al-Farisi, itulah nama anak lelakiku. Tepatnya tanggal 1 September 2010, dilahirkan secara normal di RS Al-Islam setelah buka puasa pada 21 Ramadhan dengan pertolongan dr. Delle Sp. OG.  Lahir normal dengan BB 3160 gram dan PB 52 cm. IMD tidak berlangsung lama, karena tiba-tiba muncul pernafasan cuping hidung yang menyebabkan langsung dibawa ke ruangan perinatologi untuk diberikan O2. ASI keluar lancar, rooming in berjalan dengan baik, bahkan malam pertama tidur dengan saya berdua tanpa ditunggu siapapun. Dua hari setelah itu, kami pulang, dengan tragedi pada saat pulang, tiba-tiba nangis pada saat mau dibedong, ternyata saya menemukan jarum pentul nyangkut pada pernelnya. Duh, kesel banget deh, kok bisa ya ada jarum pentul di pernel? Alhamdulillah ga ada apa2, cuma nangisnya bikin kasian.



Seminggu setelahnya, Atha kami bawa kontrol balik ke RS dimana dilahirkan. Hancur tangis saya di ruang menyusui saat mengetahui bahwa bilirubin total kurang dari angka yang diharuskan (8 kalau tidak salah). Hal ini menyebabkan, Atha harus diberikan fototerapi. Yang Bunda ga rela adalah kenapa Bunda harus berpisah dengan Atha selama 2 hari dua malam, dan dua hari lagi menjelang lebaran idul fitri. Tahun itu, baru pertama kalinya kami takbiran di RS sambil nyusuin Atha, dan baru pertama kali kami sholat idul fitri tanpa bareng dengan mbah di Jakarta. Sehabis silaturahmi dengan tetangga, Bunda abi dan Mbak Syanda jemput Atha ke RS. Alhamdulillah, kita bisa kumpul lagi nak. Dua hari setelah itu baru atha puput pusar dan dijemput oleh mbah kung ke Bandung dan kita bisa pulang ke Jakarta.




Karena tugas belajar maka, Bunda ada di samping Atha full 24 jam kecuali hari Kamis dan Jumat atau jika ada kuliah tambahan. ASI eksklusif terlampaui dan MP ASI pun lahap termasuk BLW, sampai Bunda juga buat jadwal MP ASI Atha per bulan. Dulu yang paling disuka adalah menu dengan Kabocha, sama pear Khong Lie. Pas 8 bulan Atha sudah mulai tumbuh gigi susu pertama, 11 bulan Atha sudah bisa jalan sendiri dan anak lai-laki bunda tumbuh sehat. Dari segi bicara, Atha lebih cepat dibanding teman seusianya atau bahkan teman yang usianya 6 bulan di atasnya. Kalau kata orang Sunda Bentes, jelas. Mungkin karena sehari-hari sama Bunda dan Mbak Syanda jadi komunikasi antara kita ber3 merupakan stimulasi yang baik.



Dari tingkah laku juga buat gemas orang yang lihat dan bawaaannya mau nyium si Ganteng ini terus.
Sampe Bundanya pun dibuat gemas.

 Dan ini adalah puncak cerita, bahwa anak laki-laki Bunda sudah berusia 2 tahun. Anak lelaki Bunda yang masih nyusu sampai sekarang (Bunda nya belum  tega untuk weaning), anak ganteng Bunda yang mau jadi profesor buat pesawat, anak lelaki Bunda yang sholeh, anak lelaki Bunda yang selalu mau diajak baca doa sebelum makan, sebelum tidur, anak lelaki Bunda yang sudah lepas dari clodi - clodinya yang bau ompol, anak lelaki Bunda yang penurut, baik, sayang sama Abi, Bunda dan Mbak Syanda. Bunda love you full, nak. Bantu Bunda ya nak, Bunda ingin sekali Atha jadi penghafal Quran, Bunda mau atha bisa keliling dunia, pintar berbahasa Internasional, menjadi orang yang dibutuhkan semua orang (tapi tetap rendah hati ya nak) Bunda mau jadiin Atha seorang pemimpin yang baik, santun, kaya terutama pemimpin keluarga, Bunda mau Atha jadiin seorang suami yang baik, sholeh, kaya terhadap istrinya, Bunda mau ajarin Atha menjadi Bapak yang baik terhadap anak-anaknya. Karena apa, nak? Jalan ke surga Bunda dan Abi adalah tergantung dari mu, anak lelakiku. Ya, surga dari Alloh untuk Bunda dan Abi tergantung dari Atha dan Mbak Syanda.



Selamat hari lahir yang kedua ya sayang, doa Bunda selalu untukmu, dua hal yang Bunda pesan untuk Atha, jangan tinggalkan sholat dan ngaji ya sayang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar